Ns Widi

Ns Widi

Kamis, 07 Juni 2012

Askep ISPA


BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Kesehatan adalah hak setiap orang. Masalah kesehatan sama pentingnya dengan masalah pendidikan, perekonomian dan lain sebagainya. Usia balita dan anak-anak merupakan usia yang rentan penyakit. Hingga saat ini salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) .
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan di puskesmas adalah oleh penyakit ISPA (Anonim,2009
Masalah kesehatan tidak sepenuhnya tanggung jawab pemerintah. Namun sistem yang terkandung di dalamnya turut membantu mencari inovasi yang baru, termasuk masyarakat. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan juga menjadi pemicu penyebab masalah kesehatan, khususnya ISPA. Penderita ISPA tiap tahun selalu mangalami peningkatan. Hal ini dapat dikarenakan beberapa faktor misalnya, rendahnya tingkat pendidikan sehingga pengetahuan mengenai kesehatan juga masih rendah atau faktor ekonomi yang menyebabkan tingkat kesehatan kurang diperhitungkan.
Pemerintah bisa melakukan banyak strategi untuk mencegah peningkatan masalah kesehatan khususnya ISPA. Upaya yang dapat dilakukan misalnya saja promosi kesehatan mengenai nutrisi yang baik dan seimbang, istirahat yang cukup dan kebersihan.

B. Tujuan
Menjelaskan proses asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
C . Rumusan Masalah
Bagaimana proses asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)?
D . Manfaat
Mengetahui proses asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan ISPA


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A . ISPA
I. PENGERTIAN
ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnyasepertsinus,ruangtelingatengahdanselaputparu.
ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat ringan, misalnya batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun demikian jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat menyebabkan anak menderita pneumoni yangdapatberujungpadakematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi dua golonganyaitu pneumonia danyangbukan pneumonia. 
Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat danpneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian ataslainnyadigolongkansebagaibukan pneumonia.
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kumanyangterhirupolehorangsehatkesaluranpernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada area pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golonganmasyarakatpadabulan-bulanmusimdingin.









II. KLASIFIKASI
 Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :
  ISPA atas         : Rinitis, faringitis,Otitis
ISPA bawah     : Laringitis ,bronchitis,bronkhiolitis,pneumonia.

III.TANDA TANDA
       Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkanpenatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidakjatuh dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.
 • Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,grunting expiratoirdanwheezing.
• Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dancardiacarrest.
•  Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung,kejangdancoma.
•  Padahalumumadalah:letihdan berkeringat banyak.
•  hypoxemia,
•  hypercapnia dan
•  acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing

IV. ETIOLOGI
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus.
Menurut berbagai literatur, bakteri dan virus penyebab ISPA, diantaranya bakteri "stafilococus" dan "streptococus" serta "virus influensa" dan "sinsitialvirus" di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lemah, misalnya pada saat perubahan musim panas ke musim hujan. Bentuk saluran pernapasan bagian atas pada anak-anak berbeda dibandingkan dengan orang dewasa, yaitu bentuk lidah pada anak lebih besar, "nasofaring" dan "orofaring" atau ruang yang menghubungkan antara hidung dan mulut relatif pendek dan sempit.
Sehingga apabila terjadi peradangan yang disertai demam, pembengkakan pada jaringan tertentu hingga berwarna kemerahan, rasa nyeri dan gangguan fungsi karena bakteri dan virus di daerah tersebut maka kemungkinan peradangan menjadi parah semakin besar dan cepat.
        Infeksi pada saluran pernapasan tersebut, dapat menjalar ke paru-paru, danmenyebabkan sesak atau pernapasan terhambat, oksigen yang dihirup berkurang, anak menjadi kejang bahkan bila tidak segera ditolong bisa menyebabkan kematian.

1.  Virus Utama: - ISPA atas : Rino virus ,Corona Virus,Adeno virus,Entero Virus
                               - ISPA bawah : RSV,Parainfluensa,1,2,3 corona virus,adeno virus
2.  Bakteri Utama : Streptococus,pneumonia, haemophilus influenza Staphylococcus
                           aureus
3.   Pada neonatus dan bayi muda:Chlamidia trachomatis, pada anak usia sekolah:           Mycoplasma pneumonia.

V. FAKTOR RESIKO
Faktor diri (host) :
umur,jenis kelamin,status gizi,kelainan congenital,imunologis, BBLR dan premature.
Faktor lingkungan : Kualitas perawatan orang tua,asap rokok,keterpaparan terhadap infeksi,social ekonomi,cuaca dan polusi udara.
VI. PATOFISIOLOGI
 Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :
1.Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa
2.  Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3.  Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.



VII. PENATALAKSANAAN MEDIS
1.  Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang adekuat,pemberian multivitamin dll.
2.  Antibiotik :
            -     Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
                 -     Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus
-          Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan  yaitu kotrimoksasol,Amoksisillin,Ampisillin,Penisillin Prokain,Pnemonia berat : Benzil penicillin,klorampenikol,kloksasilin,gentamisin.
-          Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.




B. ASUHAN KEPERAWATAN

 1.PENGKAJIAN
a.Identitas Pasien
Umur  :
     Kebanyakan infeksi saluran pernafasan yang sering mengenai anak usia dibawah 3 tahun, terutama bayi kurang dari 1 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak pada usia muda akan lebih sering menderita ISPA daripada usia yang lebih lanjut(Anggana Rafika, 2009).
Jenis kelamin   :
     Angka kesakitan ISPA sering terjadi pada usia kurang dari 2 tahun, dimana angka kesakitan ISPA anak perempuan lebih tinggi daripada laki-laki di negara Denmark (Anggana Rafika, 2009).
      Alamat : Kepadatan hunian seperti luar ruang per orang, jumlah anggota keluarga, dan masyarakat diduga     merupakan faktor risiko untuk ISPA. Penelitian oleh Kochet al (2003) membuktikan bahwa kepadatan hunian (crowded) mempengaruhi secara bermakna prevalensi ISPA berat .Diketahui bahwa penyebab terjadinya ISPA dan penyakit gangguan pernafasan lain adalah rendahnya kualitas udara didalam rumah ataupun diluar rumah baik secara biologis, fisik maupun kimia. Adanya ventilasi rumah yang kurang sempurna dan asap tungku di dalam rumah seperti yang terjadi di Negara Zimbabwe akan mempermudah terjadinya ISPA anak

Jenis kelamin :
Agama :
Suku :
Pekerjaan :
Status Perkawinan :
Tgl masuk :
Penangung jawab :
Diagnosa masuk :

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama:
    Klien mengeluh demam
2) Riwayat penyakit sekarang:
 Dua hari sebelumnya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan lemah,   nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan sakit tenggorokan.
3) Riwayat penyakit dahulu:
   Klien sebelumnya belum pernah mengalami penyakit sekarang
4)   Riwayat penyakit keluarga:
   Menurut anggota orang tua anak ada juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit   klien tersebut.
 5) Riwayatsosial: Orang tua klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya

Pemeriksaan penunjang :


B1 (Breath)             :
1) Inspeksi:
Membran mucosa hidung faring tampak kemerahan
Tonsil tanpak kemerahan dan edema
Tampak batuk tidak produktif
Tidak ada jaringna parut pada leher
Tidak tampak penggunaan otot- otot pernapasan tambahan,pernapasan cuping hidung, tachypnea, dan hiperventilasi
2) Palpasi
Adanya demam
Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher / nyeri tekan pada nodus limfe servikalis
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
3) Perkusi
Suara paru normal (resonance)
4)  Auskultasi
Suara napas vesikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru

  B2 (Blood)  : kardiovaskuler Hipertermi
 B3 (Brain)   : penginderaan Pupil isokhor, biasanya keluar cairan pada telinga, terjadi  gangguan penciuman
    B4 (Bladder): perkemihan Tidak ada kelainan
   B5 (Bowel)   : pencernaan Nafsu makan menurun, porsi makan tidak habis Minum   sedikit, nyeri telan pada tenggorokan
  B6 (Bone)     : Warna kulit kemerahan


Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai dengan jenis kuman,
2) Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia
3)  Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan
4)  Pemeriksaan laboraturium


·                     HB
·                     LED
·                     Hematokrit
·                     Trombosit
·                     MCV
·                     Dif count
·                     Urin PH
·                     Ureum
·                     Kreatinin
·                     SGOT
·                     SGPT
·                     Na
·                     Kalium
·                     C1
·                     AGD
·                     PCO2
·                     ECG
·                     Radiologi





2 . DIAGNOSA


I . Peningkatan suhu tubuh bd proses infeksi
            Tujuan :
            Suhu tubuh normal berkisar antara 36 – 37, 5 ‘ C

II. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b. d anoreks
Tujuan:
 Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal.
Klien dapat mentoleransi diet yang dianjurkan.
Tidak menunujukan tanda malnutrisi.
III. Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
           Tujuan :
           Nyeri berkurang / terkontrol
IV.Resiko tinggi  penularan infeksi b.d tidak kuatnya pertahanan sekunder (adanya   infeksi
           penekanan imun)
Tujuan:
Tidak terjadi penularan
 Tidak terjadi komplikasi





3 . INTERVESI KEPERAWATAN


I . INTERVENSI

NIC
 
   1.Observasi tanda – tanda vital
   2.Anjurkan pada klien/keluarga umtuk melakukan kompres dingin ( air biasa) pada
       kepala /axial
   3.Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan yang dapat menyerap
keringat seperti    terbuat dari katun.
   4.Atur sirkulasi udara.
   5.Anjurkan klien untuk minum banyak ± 2000 – 2500 ml/hr.
   6.Anjurkan klien istirahat ditempat tidur selama fase febris penyakit
   7.Kolaborasi dengan dokter :
• Dalm pemberian therapy, obat antimicrobial
• antipiretik

RASIONALISASI

1.Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatan  
                  selanjutnya.
2.Degan menberikan kompres maka aakan terjadi proses konduksi / perpindahan
                  panas dengan bahan perantara .
3.Proses hilangnya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akan
                  menyerap keringat.
4.Penyedian udara bersih.
5.Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.
6.Tirah baring untuk mengurangi metabolism dan panas
 7.Untuk mengontrol infeksi pernapasan
       Menurunkan panas


II . INTERVENSI
 NIC
      1.Kaji kebiasaan diet, input-output dan timbang BB setiap hari
      2.Berikan makan pporsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat
      3.Beriakan oral sering, buang secret berikan wadah husus untuk sekali pakai dan tisu  
        danciptakan lingkungan beersih dan menyenamgkan.
      4.Tingkatkan tirai baring.
      5.Kolaborasi
         Konsul ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien
    


RASIONALI
1.Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori menyusun tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.
2. Untuk menjamin nutrisi adekuat/ meningkatkan kalori total
3. Nafsu makan dapt dirangsang pada situasi rilek, bersih dan menyenangkan.
4.Untuk mengurangi kebutuhahan metabolic
5.Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal.



III . INTERVENSI
NIC
1.Teliti keluhan nyeri ,catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10), factor memperburuk atau meredakan lokasimya, lamanya, dan karakteristiknya.
2.Anjurkan klien untuk menghindari allergen / iritan terhadap debu, bahan kimia, asap,rokok.Dan mengistirahatkan/meminimalkan berbicara bila suara serak.
3.Anjurkan untuk melakukan kumur air garam hangat
4.Kolaborasi

5 Berikan obat sesuai indikasi
• Steroid oral, iv, & inhalasi
• analgesic



     RASIONAL


 1.Identifikasi karakteristik nyeri & factor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok & untuk mengevaluasi ke efektifan dari terapi yang diberikan.
2.Mengurangi bertambah beratnya penyakit
3.Peningkatan sirkulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri tenggorokan.
4.Kortikosteroid digunakan untuk mencegah reaksi alergi / menghambat pengeluaran
    histamine dalam inflamadi pernapasan.
5. Analgesic untuk mengurangi rasa nyeri



IV . .INTERVENSI

NIC
1.Batasi pengunjung sesuai indikasi
2.Jaga keseimbangan antara istirahat dan aktifitas
3.Tutup mulut dan hidung jika hendak bersin, jika ditutup dengan tisu buang segera
    ketempat sampah
4.Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak usia dibawah 2 tahun, lansia dan penderita
    penyakit kronis. Dan konsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika
    kondisi tubuh menurun / asupan makanan berkurang
5.Kolaborasi Pemberian obat sesuai hasil kultur



RASIONAL
     1.Menurunkan potensial terpalan pada penyakit infeksius.
    2.Menurunkan konsumsi /kebutuhan keseimbangan O2 dan memperbaiki pertahanan
       klien
       terhadap infeksi, meningkatkan penyembuhan.
    3.Mencegah penyebaran pathogen melalui cairan
    4.Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap
       infeksi
    5.Dapat diberikan untuk organiasme khusus yang teridentifikasi dengan kultur dan
       sensitifitas /atau di berikan secara profilatik karena resiko tinggi


4 . IMPLEMENTASI

I . Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi

·         Mengukur tanda tanda vital
·         Mengompres kepala atau aksila dingan mengunakan air dingin
·         Memerikan penjelasan kepada klien tentang manfaat mengunakan pakaian berbahan tipis
·         Memberikan obat penurun panas sesuai dengan dosis dan tepat waktu

II. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia
·         Membantu jenis dan makanan yang dimakan klien
·         Membuat catatan makanan harian
·         Monitor lingkungan selama klien makan.
·         Monitor intake nutrisi

III . Nyeri akut b.d inflamasi pada membrane mukosa faring dan tonsil
·         Tingkatkan istirahat
·         Berikan informasi tentang nyeri kepada keluarga anak ,seperti penyebab nyeri  berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidak nyamanan dari prosedur
·         Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali.
IV . Resiko tinggi penularan infeksi b.d tidak kuatnya pertahanan sekunder
·         Membatasi pengunjung
·         Mempertahankan teknik isolasi
·         Memperbanyak istirahat





5 . EVALUASI

Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).
                      
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
1.    Suhu tubuh pasien dalam rentang normal antara 36 -37,5 C
2.    Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal.
3.    Nyeri hilang atau terkontrol
4.    Tidak terjadi komplikasi pada klien











DAFTAR PUSTAKA

Boedihartono, 1994, Proses Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta.
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31.EGC : Jakarta.
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31.EGC : Jakarta.
DEPKES. 1993. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. EGC : Jakarta.
Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3.EGC : Jakarta.
Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3.EGC : Jakarta.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.
FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta.
Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta.
Nasrul Effendi, 1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta.





42 komentar:

  1. terima kasih atas informasi yang telah anda sajikan senang bisa berada dihalaman anda ditunggu artikel terbarunya.
    Obat Penghilang Bekas Jerawat
    Obat Keloid Alami
    Obat Infeksi Paru Paru
    Cara Mengobati Kusta Secara Alami
    Obat Gatal Kulit Seluruh Badan

    BalasHapus
  2. terima kasih atas informasi yang telah disajikan senang bisa berkunjung di halaman anda dan terima kasih banyak atas ilmunya.
    Obat Asam Lambung
    Obat Infeksi Paru Paru
    Obat Stroke Ringan
    Obat Kelenjar Tiorid
    Obat Kista Payudara
    Obat Hepatitis B
    Obat Kanker Payudara

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Thank you for sharing this amazing article. The information you share can be very useful for us, Many lessons and lessons we can take from this article you created.
    Apakah Penyakit Usus Buntu Bisa Sembuh Total Tanpa Operasi ?
    Cara Menghancurkan Batu Empedu Tanpa Operasi
    Cara Alami Mengobati Luka Lecet Agar Cepat Kering Paling Ampuh

    BalasHapus
  5. Thanks for the information presented on your website
    Very in waiting for other information

    manfaat temulawak untuk hepatitis
    daun salam untuk sakit pinggang
    obat gendang telinga sakit

    BalasHapus
  6. Thanks really very useful information, hopefully the next post better okay

    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-stroke-paling-fenomenal/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-gagal-ginjal-tanpa-cuci-darah/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-hepatitis-akut/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-kanker-prostat-yang-ampuh/
    http://obatasamuratagaricpro.com/obat-jantung-koroner-ampuh/


    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-prostat-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-hernia-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/pengobatan-jantung-koroner-tanpa-operasi/
    http://rizkyherbal.com/obat-tbc-herbal-di-apotik/
    http://rizkyherbal.com/obat-kanker-usus-besar-stadium-4-alami/

    BalasHapus
  7. thanks for informations
    https://tokoherbalnesv.blogspot.com/

    BalasHapus
  8. So happy because every day is always presented with interesting information.
    Apakah Demam Rematik Bisa Disembuhkan ?

    BalasHapus
  9. Thank you for our good cooperation, hopefully it can be even better.
    Bahaya Kista Ginjal

    BalasHapus
  10. Your article is very helpful, let's also see our website.

    Essen Oplosan Ikan Nilem Terupdate 2019

    BalasHapus
  11. Thank you for the very useful information. Also visit our website.

    Trik dan Teknik Jitu Mancing Ikan Nila

    BalasHapus
  12. the article that you share is very useful especially for those in need.

    Essen Ikan Mas Garung

    BalasHapus